Persaudaraan Ormas Islam di Bekasi Aksi Peduli Pulau Rempang

25 September 2023 00:28
Persaudaraan Ormas Islam di Bekasi Aksi Peduli Pulau Rempang
Ormas Islam aksi peduli Pulau Rempang di Alun-alun Kota Bekasi, Jawa Barat. (Arief Djumadi/Trans89.com)
.

BEKASI, TRANS89.COM – Ratusan maasa tergabung dari berbagao Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam aksi peduli Pulau Rempang dipimpin Ustadz Zaki Harist dan Ustadz Yusuf P di Alun-alun Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/9/2023).

Massa membentangkan spanduk bertuliskan, Islam Solusi Problem Agraria Rempang. Batalkan proyek Rempang Eco City menyengsarakan masyarakat Rempang. Hentikan kedzoliman terhadap rakyat kecil. #KhilafahAjaranIslam.

Kapitalis musuh rakyat kecil, Islam solusi ummat Rempang wajib diperjuangkan bebaskan oligarki. Kembalikan hak masyarakat Islam. Stop relokasi wargaPpulau Rempang. Majelis Taqqorrub Ilalah.

Demi investor rakyat dan tanah Melayu di korbankan. #SaveMasyarakatRempang. Batalkan proyek Rempang Eco City mengorbankan rakyat demi investasi zholim.

Orasi Ustadz Irwan Saifuloh ucapkan salam dan pengusiran saudara-saudara kita rakyat Rempang menunjukkan dengan jelas bahwa pemerintah memprovokasi, tapi disini kita hanya menasehati pemerintahan Jokowi agar tidak berpihak oligarki.

“Ini menguntungkan kepada asing dan oligarki. Ini kejahatan hukum terhadap rakyat Rempang. Fatwa NU, bahwa siapa saja yang menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi miliknya,” ucap Irwan.

Menurutnya, Jokowi juga bilang kalau ada investor, kalau ada konsensi, kalau ada HGU, kalau ada bisnis di satu daerah yang luas, di situ ada tanah rakyat yang sudah puluhan tahun.

“Maka hal itu tidak boleh digusur, maka akan saya cabut izin usaha perusahaan tersebut,” tutur Irwan.

Ustadz Miqdad Aliaksa mengatakan, aksi kita tidak dikawal aparat kepolisian, tetapi disini banyak intel, dan tolong sampaikan ke pimpinannya bahwa gaji yang sudah diterima oleh kalian itu uang dari pajak kita.

“Pemerintah sekarang hanya punya kepentingan oligarki, karena hampir uang pajak di Indonesia di transfer ke China. Masalah Rempang membuat rempong negara ini. Rempang adalah milik orang-orang pertama kali yang sudah disana (Rempang) sejak dulu,” kata Miqdal.

Menurutnya, seharusnya ada legasi dari pemerintah, tetapi kenapa harus menggusur warga Rempang. Batas akhir batas waktu Rempang tanggal 28 Spetember 2023, katanya hanya persoalan komunikasi.

“Masalah agraria di Indonesia bukan di Rempang saja, tetapi Bekasi pun sama. Jangan takut dipiting. Kata Jenderal piting, kalau piting itu dirangkul, dirayu, kemudian dibuang ke laut, dan dulu juga ada Jenderal baliho,” tutur Miqdal.

Perwakilan Mahasiswa, Aditya Maulana Insan mengatakan, kita menyerukan hak atas saudara, seiman, dan mereka sedang dirampas haknya oleh pemerintah. Hak kepemilikannya sudah diambil yang akan di bangun eco city sehingga konflik pecah.

Atas nama investasi asing, kata Aditya, ribuan masyarakat Rempang segera digusur akibat kezoliman pemerintah yang jelas-jelas membela oligarki yang dimiliki Artha Graha Group yaitu Toni Winata, dimana masalah Rempang harus diselesaikan dengan syriat Islam demi keadilan.

“Kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, agar lebih mengedepankan keberadaan nilai-nilai luhur bangsa yang dibangun oleh masyarakat adat Rempang dan Galang daripada hanya mengeruk keuntungan dari proyek korporasi China telah menimbulkan kerusuhan di Rempang,” katanya.

Perwakilan Guru Bekasi, Abdul Rohman mengatakan, kita juga berani dan tidak takut untuk menyerukan syariat Islam kepada penguasa. Kita sudah kangen mengibarkan bendera kita, berani kembali mengibarkan bendera Liwa.

“Wahai Tomi Winata dengarlah nasehat kami, mundurlah kalian dari tanah Rempang. Kami tidak rela dan ridha untuk menyerahkan walau sejengkalpun tanah Rempang,” kata Rohman.

Ia menyebutkan, kalian bisa menguasai semua, tetapi kalian takkan pernah bisa membeli iman dan aqidah kami sampai perjuangan selesai, dan kami tidak akan menyerah membela tanah Rempang.

Rohman menyebutkan, kakek buyut kami telah teruji perang dilembah Badar, kami tidak akan pernah takut dengan rezim zholim, kami tidak akan pernah selesai membela tanah air kami.

“Kalian telah kaya dan telah banyak mengambil kekanyaan negeri ini, namun kalian benar-benar tega dan zholim. Ingatlah, roda selalu berputar akan runtuhnya rezim kalian. Wahai umat Islam, bersegeralah kita bersatu untuk bisa memenangkan Islam kembali,” sebutnya.

Alumni PA 212, Ustadz Ferri Kustanto meminta pemerintah pusat untuk membatalkan segala bentuk perizinan dikeluarkan untuk pengembangan proyek Rempang Eco City telah menimbulkan kerusuhan dan konflik masyarakat dan memicu aksi keprihatinan di berbagai tempat.

“Pemerintah pusat harus memberikan perlindungan dan penghormatan terhadap seluruh wilayah adat termasuk wilayah adat Pulau Rempang,” pintanya.

Pembina Hijrah Pemuda Bekasi, Fais Salim mengatakan, kembali kita tegaskan bentuk rasa empati kita kepada saudara-saudara kita di Rempang tengah mengalami tindakan zholim dari penguasa.

“Jika diantara kita hari ini tidak punya kepedulian, maka ada kemungkinan kalau bukan manusia, dia tidak punya hati nurani. Yakinlah, hari ini tdak ada yang sia-sia,” kata Fais.

Ia mengemukakan, kita punya alasan, pertama, Allah SWT dan Rasulnya menyuruh kita untuk menolong orang zholim dan yang dizholimi.

Kedua, Allah SWT atau Islam menyuruh kita untuk tidak menjadi oportunis. Kalau kita bukan menjadi golonga kaum muslimin lalu kita masuk golongan apa, kita kaum muslimin ini bersaudara, jangan kita dikotak-kotakan menjadi terpecah, apalagi partai politik pendukung oligarki.

Ketiga, Allah SWT mewajibkan kepada kita untuk mendakwahkan Islam. Apakah kasus Rempang ini satu-satunya problem kita. Masih banyak problem umat Islam diberbagai aspek kehidupan kita sampai saat ini, kita bingung harus menyelesikan problem ini.

“Maka solusinya adalah bahwa kita harus tunduk berserah diri di atur oleh Islam menerapkan syariat Islam. Perjuangan ini bukan perjuangan terakhir,” kata Fais.

Lembaga Bina dan Pembinaan Rakyat, Ustazd Salman mengatakan, aksi hari ini adalah bentuk solidaritas kita di Rempang. Jangan sekedar kita hadir bahwa saudara kita di Rempang untuk memperjuangkannya termasuk agama kita dan siap mati untuk Allah SWT, mati membela agama Allah.

Menurut Salman, bukan saja di Rempang, hampir 85 persen tanah negara kita ini sudah dikuasi oleh oligarki, oleh asing dan sudah diobral, dan rezim ini tidak mau tau rakyat pada susah dan melarat.

“Sekarang ini kita bertahan hidup saja sudah bagus. Apakah benar pemerintahan itu, Makanya rezim yang begini harus mundur. Lawan atau diam dan kita siap hadir di Rempang,” tuturnya.

Aliansi Pembela NKRI, Ustdaz Ismail Ibrahim mengatakan, ngara merdeka itu ciri utamamya adalah mereka mendahulukan rakyatnya dibandingkan kepentingan asing. Sedangkan ciri negara belum merdeka sebaliknya, dan itu kira-kira terjadi di Indonesia.

“Satu kata adalah lawan, jangan kendor. Anjing-anjing pembela kemaksiatan itu takut kepada kebenaran. Kalau kita tidak bersatu, mereka yang akan bersatu, semoga Allah menguatkan hati perjuangan kita,” kata Imail.

Ia mengingatkan pemerintah, aksi hari ini adalah mukadimah pembukaan awalnya, Insya Allah kalau dalam waktu dekat kalian akan mengusir saudara-saudara, aksi kita terus berlanjut.

“Insya Allah, kami akan turun dengan kekuatan lawan kezoliman itu. Tanamkan di dalam hati niat kita, bahwa berjuang untuk membela saudara-saudara kita merupakan bagian perjuangan untuk menghantarkan ke syurganya Allah,” terang Ismail.

Perwakilan Warga Melayu, Yus Mul Maydani mengatakan, bahwa dirinya suku Melayu Sumatera, kampung kami mau digusur dan jiwaku tidak terima, kami akan melawan.

“Hai rezim, apakah anda sadar bahwa kezoliman anda telah membuat sakit hati kami orang Melayu, apakah anda sadar 13 juta golden saat itu. Kami tidak terima dengan alasan investasi ternyata investasinya oligarki,” kata Yus.

Ia menyatakan, wahai Tomi Winata, Luhut Binsar Panjaitan, Erik Tohir, dengarkan kami orang Sumatera, kami orang Melayu tidak akan ingin penggusuran ini terjadi. Ingat kata Hangtuah, tidak akan hilang Melayu di bumi.

“Kami orang Melayu, kami terkenal dengan adat dan sopan santunnya, tetapi kalau kami hanya ada satu kata, kami akan berjihad melawan kalian. Mari kita teriakan bersama Khilafah,” ujar Yus. (Arief/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya