Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali Dihadang Pekat IB Saat Aksi

21 December 2020 00:34
Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali Dihadang Pekat IB Saat Aksi
Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali aksi damai peringati Hari Trikora 19 Desember 1961 saat diberi pengarahan oleh Kapolresta Denpasar, Kombes Jansen Avitus Panjaitan di Mapolresta Denpasar, Bali. (Riski/Trans89.com)
.

DENPASAR, TRANS89.COM – Puluhan massa dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bali dipimpin Yesaya Gobai aksi damai peringati Hari Trikora 19 Desember 1961, berlangsung di parkir timur lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar, Bali.

Selain itu, AMP Komite Kota Bali juag menyerukan kepada dunia internasional untuk membangun konsolidasi solidaritas perjuangan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa West Papua (Papua Barat) serta menuntut ditegakkannya keadilan serta merebut kembali hak-hak politik rakyat Papua, Sabtu (19/12/2020)

Massa aksi membawa poster bertuliskan, Indonesia ilegal di West Papua, tutup Freeport, ada tanah ada rakyat ada perlawanan, Papua bukan tanah kosong. Hentikan politik adu domba terhadap rakyat West Papua, tolak Outsus Jilid II bagi rakyat West Papua, Polres Merauke segera bebaskan 14 anggota KNBP, buka ruang demokrasi di West Papua.

Kemudian bertuliskan, bebaskan Tapol West Papua tanpa syarat, penentuan tolak Otsus Jilid 2 dan berikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi bagi bangsa Papua. Right to self determine for West Papua, fuck the militer TNI/Polri teroris di atas tanah Papua, fight for free, hidup perempuan yang melawan, cabut Omnibus Law UU nomor 11 tahun 2020.

Sementara spanduk bertuliskan, Trikora 19 Desember 1961 adalah hari permusuhan bagi orang Papua, berikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratik bagi bangsa West Papua.

Dalam aksi oleh kelompok AMP Komite Kota Bali terjadi penolakan dari massa organisasi Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB ) dipimpin Ida Bagus Alit Manuaba.

Sekitar pukul 09.20 WITA, berkumpul massa dari ormas Pekat IB Bali di parkir timur lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar.

Pukul 10.00 WITA, massa AMP Komite Kota Bali mulai berkumpul di parkir timur lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar.

Pada pukul 10.15 WITA, massa AMP Komite Kota Bali meninggalkan titik kumpul lapangan Niti Mandala Renon, dengan tujuan aksi di Bundaran Plaza Renon, Kota Denpasar.

Saat massa AMP Komite Kota Bali akan melakukan aksi long march ke Bundaran Plaza Renon, di hadang massa dari ormas Pekat IB Bali sambil menyanyikan lagu Indonesia Pusaka, sementara massa AMP Komite Kota Bali membalas dengan menyanyikan lagu Papua bukan merah putih, Papua bintang kejora, dan berteriak ‘Papua merdeka’.

Dengan situasi tersebut, Kabag Ops Polresta Denpasar yang sudah standby dengan pasukan Dalmas dari Polresta Denpasar dan Polda Bali lakukan mediasi, agar massa AMP Komite Kota Bali membubarkan diri, mengingat situasi mulai memanas untuk menghindari gesekan antara kelompok massa Pekat IB Bali dan AMP Komite Kota Bali.

Akan tetapi massa AMP Komite Kota Bali tidak mau membubarkan diri dengan tetap mempertahankan barisan kelompoknya.

Setelah dilakukan mediasi, massa AMP Komite Kota Bali tetap bertahan, sehingga dilakukan penindakan tegas oleh pasukan Dalmas Polresta Denpasar, dan massa aksi AMP Komte Kota Bali diamankan ke Mako Polresta Denpasar oleh Anggota Polresta Denpasar yang bertugas dengan menggunakan truck Dalmas Polresta Denpasar.

Pukul 11.00 WITA, massa aksi dari AMP Komite Kota Bali tiba di Polresta Denpasar, kemudian diarahkan berkumpul di lapangan depan Mapolresta Denpasar. Selanjutnya disampaikan pengarahan dari pihak Polresta Denpasar.

Panit Patroli Polresta Denpasar mengtakan, tujuan adik-adik diamankan karena adanya kelompok lain yang bertentangan dengan adik-adik, makanya diamankan disini.

“Ada desa adat yang tidak menerima adik-adik melakukan aksi disana. Jangan membuat suasana menjadi tidak kondusif, Bali ini adik-adik juga punya. Dan untuk demo itu tidak diperkenankan dan perlu adik-adik pahami,” katanya.

Kapolresta Denpasar, Kombes Jansen Avitus Panjaitan, menyampaikan adik-adik jangan sampai tidak menunjukan rasa empati kepada semuanya, adik-adik adalah calon penerus dalam membangun Papua.

“Papua perlahan tapi pasti, pembangunan semakin baik, jangan pernah meminta Papua merdeka, karena Papua bagian dari Indonesia,” papar Jansen.

Ia menyatakan, adik-adik orang pintar masa depan Papua, jangan mau dibodohi oleh oknum untuk kepentingan sendiri, tujuan adik-adik ke Bali adalah belajar, jadi tidak ada tujuan untuk merdeka, jaman pemerintah sekarang sudah membangun Papua dengan baik.

“Jika adik-adik lihat bagaimana Timor-Timur sekarang sama melepaskan diri dan menyesal keluar dari Indonesia, adik-adik jangan terpengaruh. Selama di Bali, patuhi ketentuan di Bali. Bali terpuruk dengan adanya Covid-19, tolong buka hati kalian, sebentar lagi natal, tolong belajar yang baik,” ujar Jansen.

Lanjut Jansen, agar adik-adik tahu bahwa ini ada yang bayar dan oknum tertentu yang mendapatkan uang, kalian tidak dapat apa-apa, kalian diperalat oleh oknum-oknum, jangan mau dihasut.

“Tujuan adik-adik diamankan yaitu kita di Bali lagi gencar-gencarnya menurunkan Covid-19. Bali merupakan tujuan pariwisata dan sangat terpuruk, salah satu penyumbang Covid yaitu kayak adik-adik yang melakukan kumpul-kumpul. Mari dengan hati damai, kalian tunjukan kalian anak-anak Tuhan,” tambahnya.

Para peserta aksi dari AMP Komite Kota Bali diberikan kesempatan melaksanakan makan siang bersama.

Pukul 13.00 WITA, peserta aksi AMP Komite Kota Bali meninggalkan Mako Polresta Denpasar kembali ke titik kumpul di lapangan Niti Mandala Renon diantar oleh kendaraan Polresta Denpasar untuk pulang kembali kediaman masing-masing. (Riski/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya