BRIN Bersama UNHAS Kaji Keragaman dan Karakterisasi Cabai Katokkon Asal Toraja

03 January 2023 00:53
BRIN Bersama UNHAS Kaji Keragaman dan Karakterisasi Cabai Katokkon Asal Toraja
Cabai Katokkon asal Tana Toraja, Sulawesi Selatan. (IST)
.

BOGOR, TRANS89.COM – Cabai Katokkon merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura lokal Indonesia berasal dari dataran tinggi Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Sekedar diketahui, cabai Katokkon adalah cabai andalan masyakarat Suku Toraja karena memiliki beberapa kandungan yang baik untuk tubuh dan rasanya lebih pedas dari cabai lainnya di Indonesia.

Cabai Katokkon ini mengandung vitamin A, vitamin C, dan antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas.

Sebagai komoditas cabai landraces, kegiatan budi daya dan wilayah pengembangan cabai Katokkon ini masih terbatas, dimana hanya dilakukan oleh penduduk lokal di daerah Sulawesi Selatan, terutama di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.

Budi daya cabai Katokkon hanya dijumpai di daerah asalnya, maka upaya konservasi (pelestarian) dan pengembangannya perlu dilakukan seiring dengan pemanfaatannya secara berkelanjutan.

Dibanding dengan jenis cabai lainnya, cabai Katokkon memiliki bentuk, rasa dan aroma yang khas, serta kandungan capsaicin yang tinggi.
Selain dikonsumsi, cabai Katokkon juga menjadi komoditas penting dalam berbagai upacara adat atau keagamaan di daerah Tana Toraja dan Toraja Utara.

Berdasarkan laporan Sjahril et al (2020), variasi cabai lokal Katokkon secara morfologi masih sangat tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber keragaman (gene-pool) yang masih memerlukan kajian keragaman dan karakterisasi lebih lanjut.

Melalui upaya tersebut, kedepannya diharapkan minimal satu jalur atau aksesi unggul cabai Katokkon dapat dihasilkan serta dapat dilepas menjadi varietas lokal unggul baru.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Hasanuddin (UNHAS) telah menyepakati sebuah perjanjian kerja sama (PKS) tentang kajian keragaman dan karakterisasi cabai Katokkon asal Toraja.

PKS ditandatangani kedua pihak melalui Pusat Riset Rekayasa Genetika (PRRG) Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) BRIN dan Fakultas Pertanian (Faperta) UNHAS dilakukan secara daring (online) baru-baru ini.

Kepala PRRG BRIN, Ratih Asmana Ningrum mengatakan, PRRG BRIN berada di bawah ORHL, di mana di dalamnya terdapat 8 pusat riset, salah satunya adalah PRRG.

“Dalam PRRG terdapat 16 kelompok riset, salah satu fokus risetnya adalah untuk peningkatan kualitas dari tanaman pangan,” kata Ratih di Cibinong, Bogor, Jawa Barat dalam keterangan tertulisnya dikutip, Senin (2/1/2023).

Ia sangat senang, karena hari ini akan dilakukan penandatanganan PKS mengenai cabai Katokkon asal Toraja. Kita akan melihat keragaman dan karakterisasi lebih lanjut mengenai tanaman pangan lokal.

“Kami di PRRG BRIN juga memiliki kegiatan riset cabai sehingga nanti dapat diintegrasikan di dalam kegiatan riset cabai. PRRG melakukan kajian sifat genetik tanamai cabai untuk perbaikan sifat, agar tanaman cabainya lebih tahan simpan,” terang Ratih.

Menurutnya, PKS yang akan ditandatangani merupakan suatu awal bagi kerjasama selanjutnya, karena kerjasama dengan BRIN itu tidak hanya terfokus pada kegiatan riset saja tetapi juga untuk kegiatan peningkatan kompetensi kedua belah pihak.

“Kami memiliki berbagai macam skema pendanaan dan peningkatan kompetensi yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya,” tutur Ratih.

Dirinya mengungkapkan, BRIN memiliki program pendanaan riset terkait pertanian dengan skema riset dan inovasi untuk Indonesia maju serta ada juga pengujian produk inovasi pertanian.

“Juga pendanaan untuk eksplorasi dan ekspedisi, sehingga ini semua dapat dimanfaatkan bersama dengan adanya payung kerjasama ini,” ungkap Ratih.

Tujuan dari dilakukannya kerja sama, kata Ratih, sebagai kajian terhadap keragaman genetik berbasis molekuler dan morfoagronomis untuk mendapatkan cabai Katokkon asal Toraja memiliki karakteristik tahan terhadap penyakit sebagai keunggulannya.

“Data dihasilkan dari kegiatan riset kerja sama ini selanjutnya akan menjadi dasar dalam pelepasan serta pengembangan varietas cabai lokal Katokkon,” katanya.

Selain itu, kata Ratih, kegiatan kerja sama riset ini juga menjadi bagian penting dalam mendukung program kegiatan climate resilence agriculture innovation and investigation program antara UNHAS dan LSM lokal petani cabai di Toraja.

“Adanya PKS ini, saya berharap kegiatan riset akan kita tandatangani hari ini membuka kesempatan kerjasama riset lainnya di berbagai topik dan tentunya membuka jalan bagi kita saling bertukar penguatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) kedua belah pihak,” katanya.

Sementara Dekan Fakultas Pertanian UNHAS, Salengke ucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada BRIN, bahwa PKS akan ditandatangani ini adalah menyangkut penelitian berhubungan dengan rekayasa genetik cabai Katokkon asal Toraja.

Ia berharap, dengan adanya kerjasama UNHAS dan BRIN ini akan semakin mempererat hubungan BRIN dengan Fakultas Pertanian UNHAS, dan pastinya akan memperkaya ilmu dan proses pembelajaran yang dilakukan di UNHAS.

“Kami akan sangat bersyukur dan membuka diri kepada para periset dari BRIN yang ingin melakukan kerjasama dengan Faperta UNHAS dalam melakukan riset-riset kolaborasi di bidang studi pertanian lainnya,” imbuhnya. (Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya