Ini Tuntutan Aksi Aliansi Mahasiswa Cianjur di Bundaran Tugu Lampu Gentur

01 October 2023 00:01
Ini Tuntutan Aksi Aliansi Mahasiswa Cianjur di Bundaran Tugu Lampu Gentur
Aliansi Mahasiswa Cianjur aksi refleksi mengakat tema, 'Turun Aksi Bareng Kastrat', di Bundaran Tugu Lampu Gentur, Pamoyanan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Asep DS/Trans89.com)
.

CIANJUR, TRANS89.COM – Aliansi Mahasiswa Cianjur aksi refleksi mengakat tema, ‘Turun Aksi Bareng Kastrat (Kajian dan Aksi Strategis)’, dari sore hingga Maghrib.

Aksi dipimpin Ketua BEM Universitas Suryakancana, Akbar di Bundaran Tugu Lampu Gentur, Pamoyanan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (29/9/2023).

Massa aksi membawa foto Munir dengan tulisan menolak lupa. Dan spanduk serta poster bertuliskan, Cianjur merugi, pemuda kami idealis bukan pemerintah.

Pemerintah tutup mata. Munir tuntas di bunuh di udara. #RIPHAM. RIP Munir. Jaga netralitas ASN Pemda Cianjur dalam Pemilu 2024. #CianjurHitam. September Penuh Nestapa. Usut Tuntas Kanjuruhan 135+.

Tuntutan massa aksi, Akbar meminta pemerintah untuk menuntaskan kasus-kasus dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), baik saat ini maupun masa lalu.

“Kita datang kesini sebagai bentuk perlawanan, dimana masih banyaknya dugaan peristiwa pelanggaran HAM belum terselesaikan sampai saat ini,” terang Akbar.

Menurutnya, pada Bulan September banyak peristiwa yang janggal, banyak orang-orang yang hilang pada saat menyampaikan opini, padahal opini itu untuk kemajuan bangsa.

“Kita sebagai mahasiswa saat ini menyuarakan dimana sampai dengan saat ini pemerintah kita gagal dalam menyelesaikan kasus-kasus HAM,” tutur Akbar.

Ia menjelaskan, hari ini kita hadir disini untuk menjadi saksi, Aliansi Mahasiswa Cianjur peduli terhadap bangsa, dan negara butuh teman-teman untuk kemajuan bangsa, serta kita hadir untuk membela bangsa juga masyarakat yang terdzolimi.

“Masih banyak bahkan jutaan masyarakat Indonesia dimana kesejahteraannya direnggut oleh pemimpin-pemimpin yang korupsi. HAM sudah ada yang didirikan sejak lahir, maka dari itu harus kita jaga,” jelas Akbar.

Dirinya menyatakan, ini sebagai bentuk perlawanan dan kepedulian terhadap bangsa untuk mengingatkan pemerintah agar sadar dan tidak dzolim kepada rakyatnya.

“Berbagai tragedi pelanggaran HAM di bulan September yang membuat hati kita terguncang, dan mengingatkan negara untuk memenuhi tanggungjawabnya,” ujar Akbar.

SAkbar mengungkapkan, dugaan pelanggran HAM mulai dari tragedi pembantaian 1965-1966, tragedi Tanjung Priok 1984, tragedi Semanggi II 1999, hilang dan dibunuhnya Marsinah, pembunuhan Munir, terbunuhnya Salim Kancil, hingga peristiwa aksi reformasi di korupsi 2019.

Lanjut Akbar, kita sebagai mahasiswa harus tegas terhadap keadilan dan tidak bungkam terhadap kezholiman pemerintah terhadap rakyatnya.

“Kami melakukan aksi September Hitam untuk membela HAM. Aksi ini kita lakukan tiap tahun, tapi belum terbukti kinerja pemerintah dalam menuntaskan kasus-kasus HAM masa lalu,” ungkapnya.

Massa aksi turun kejalan membagikan selebaran kepada pengendara bermotor. Seyelah massa aksi membubarkan diri. (Asep/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya