Cold Startability B40 di Uji Coba di Dataran Tinggi

27 October 2022 01:33
Cold Startability B40 di Uji Coba di Dataran Tinggi
Kementerian ESDM bersama BRIN terus melakukan berbagai rangkaian uji kelayakan B40 merupakan campuran 40 persen biodiesel pada bahan bakar solar sebagai bahan baku penggerak mesin diesel. (Humas Kementeriann ESDM)
.

WONOSOBO, TRANS89.COM – Setelah dilaunching Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 27 Juli 2022 lalu, Kementerian ESDM bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus melakukan berbagai rangkaian uji kelayakan B40 merupakan campuran 40 persen biodiesel pada bahan bakar solar sebagai bahan baku penggerak mesin diesel.

Hasil uji cold startability (kemudahan penyalaan kendaraan pada temperatur rendah) oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi atau Lemigas dan Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE dapat dinyalakan dengan baik dan masih memenuhi standar ditetapkan yaitu kurang dari 5 detik.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, untuk hasilnya sebagai standar menghidupkan mesin paling lama 5 detik dan catatan saya tadi paling cepat kira-kira 1 detik.

“Ini bukti otentik kalau B40 siap digunakan di-engine,” kata Dadan dalam keterangan tertulisnya selepas melakukan pengujian cold startability pada road test B40 di ketinggian 1.400 Mdpl wilayah Perkebunan Tambi, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (26/10/2022).

Menurutnya, pengujian kali ini terdapat 2 formula bahan bakar digunakan pada road test B40 yaitu formula pertama, B30D10 terdiri dari campuran 30% Biodiesel (B100*), 10% Diesel Nabati/HVO (D100) dan 60% Solar Murni (B0). Dan formula kedua B40 terdiri dari campuran 40% Biodiesel (B100*) dan 60% Solar Murni (B0).

“Pengadaan bahan bakar solar murni dan D100 sendiri disediakan PT Pertamina, untuk B100 dengan spesifikasi khusus disediakan Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) sebagai asosiasi dari Badan Usaha BBN jenis Biodiesel,” tutur Dadan.

Ia menyebutkan, kita memilih (formula) bahan bakar ini asalnya dari dalam negeri dan diproduksi dari kita.

“Untuk basisnya B40 diproduksi oleh Aprobi Biodieselnya dan untuk tadi campuran 10% (Diesel Nabati/HVO) oleh Pertamina dan sekarang ekspor malah. Dua-duanya akan kita manfaatkan,” sebut Dadan.

Selain melakukan uji cold startability, kata Dadan, dilakukan pula beberapa pengujian, salah satunya melakukan pengujian kualitas mutu bahan bakar dan pelumas.

“Ini bertujuan untuk mememastikan kualitas mutu bahan bakar sebelum dan sesudah dicampur sampai masuk ke dalam engine sesuai dengan kualitas mutu yang dipersyaratkan,” katanya.

Di samping itu, kata Dadan, analisa pelumas untuk memastian dan membandingkan kualitas pelumas pada awal dan pelumas bekasnya.

“Tim teknis uji jalan bahan bakar biodiesel B40 pada kendaraan bermesin diesel juga telah menyelesaikan beberapa pengujian, seperti analisis konsumsi bahan bakar, uji kualitas mutu bahan bakar dan pelumas, uji kinerja engine, uji stabilitas penyimpanan bahan bakar dan uji startability,” katanya.

Setelah melakukan uji cold startability, lanjut Dadan, tim uji teknis akan melakukuan uji jalan B40 dengan rute untuk kendaraan uji dengan kapasitas < 3,5 ton target jarak harian 650 km/hari dengan rute Balitsa-Tol Cileunyi-Ciamis-Kuningan-P3GL-Pemalang (putar balik)-Subang-Balitsa dengan total jarak tempuh 50.000 kilometer (km).

“Untuk kendaraan uji dengan kapasitas >3,5 ton, target jarak harian 550 km/hari dengan rute Balitsa-Pasteur-Cikampek-Cipali-P3GL-Tegal (putar balik)-Cipali-Subang-Balitsa dengan total jarak tempuh 40.000 km,” sebutnya. (Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya