Pasca Banjir Bandang Parigi Moutong, Kepala BNPB Tinjau Lokasi Terdampak dan Serahkan Bantuan

01 August 2022 00:51
Pasca Banjir Bandang Parigi Moutong, Kepala BNPB Tinjau Lokasi Terdampak dan Serahkan Bantuan
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto kunjungan kerja melihat langsung kondisi warga pasca bencana alam banjir bandang di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. (Erwin Pratama/Trans89.com)
.

PARIGI MOUTONG, TRANS89.COM – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto kunjungan kerja melihat langsung kondisi warga pasca bencana alam banjir bandang di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, Minggu (31/7/2022).

Kepala BNPB langsung menuju kantor Bupati Parigi Moutong untuk menggelar rapat bersama Forkopimda, dilanjutkan peninjauan lokasi terdampak dan penyaluran bantuan di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo.

Ikut mendampingi Kepala BNNP Suharyanto, Deputi III BNPB Mayjen Fajar Setyawan, Direktur Dukungan Bencana BNPB Rustian, Kepala Kordalops BNPB Brigjen Lukmansyah, Wakil Kepala Kordalops BNPB Ary Laksmana.

Dalam kunjungan ke Parimo, hadir Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Toto Nurwanto, Dandim 1306 Palu Kolonel Inf Ari Suseno, Danlanal Palu Letkol Laut (P) Muhammad Catur Sulistiyono, Kasi Intel Korem 132 Tadulako Letkol Kav Rio Defri Saransi, dan Kasi Ops Korem 132 Tadulako Letkol Inf Kusnandar Hidayat.

Sementara Kepala BNNP disambut Wakil Bupati Parimo Badrun Nggai, Kapolres Parimo AKBP Yudi Arto Wiyono, Kajari Parimo Muh Fahrurozi, Kepala Badan Kesbangpol Parimo Moh Sakti Lasimpala, dan Kepala BPBD Parimo Idran.

Wakil Bupati Parigi Moutong, Badrun Nggai melaporkan tentang terjadinya banjir bandang di Desa Torue, bahwa kami selaku Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Parigi Moutong langsung mengambil tindakan di lokasiterdampak dan mengavakuasi warga terdampak.

“Sementara ini kami terus berkoordinasi dengan tim SAR, TNI/Polri serta tim lainnya tergabung dalam penanganan musibah banjir bandang di Desa Torue. Saat ini kami terfokus pada pencaharian korban hilang,” kata Badrun.

Kepala BNNP Suharyanto mengapresiasi kepada unsur yang terlibat langsung untuk membantu korban terdampak banjir bandang di Desa Torue, dan informasi bahwa aliran sungai Torue ini pernah terjadi juga banjir bandang di tahun 1987.

“Pada saat itu mungkin sudah tidak bisa lagi menampung debit air berdasarkan sumber dari Balai Sungai ProVinsi Sulawesi Tengah,” kata Suharyanto.

Menurutnya, pertama harus segera membentuk posko dari BPBD, Basarnas, TNI dan Polri serta stakeholder di daerah, agar bisa mengontrol kondisi di lapangan serta harus dilakukan adalah prioritas kepada masyarakat yang terdampak.

“Hal-Hal seperti ini dengan memprioritaskan air bersih, perlengkapan bayi, selimut, menjadi prioritas kegiatan sebagai tim tanggap darurat,” tutur Suharyanto.

Ia meminta yakinkan pengungsi, itu dana tunggu hunian per-bulan selama di pengungsian untuk menunggu saat pembangunan hunian tetap dan dana tunggu hunian.

“Kita berpikir sumber bencana jangka pendek berdasarkan bencana ini pernah terjadi di tahun 1987 agar bisa mencarikan lokasi hunian tetap, agar merelokasi penduduk yang terdampak,” pinta Suharyanto.

Dirinya berharap, posko juga mengatur penyaluran bantuan ke warga terdampak, jangan sampai menumpuk di posko induk.

“Makanya Pak Wakil Bupati harus membentuk tim terpadu menunjuk siapa yang nanti memimpin tim tersebut agar bisa mengkoordinir bantuan yang masuk, karena banyak oknum-oknum yang memanfaatkan situasi di lokasi terdampak,” harap Suharyanto.

Selanjutnya rombongan Kepala BNPB Suharyanto menuju lokasi terdampak dan menyalurkan bantuan bencana banjir bandang di Desa Torue, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong.

Rombongan meninjau lokasi Masjid Al Ikhlas digunakan untuk pengungsian, dan Suharyanto berharap, untuk penanganan pasca bencana banjir ini berjalan sebagaimana mestinya.

“Masa tanggap darurat ini tentu saja ada beberapa tahapan yang harus kita penuhi, sehingga permasalahan dapat cepat terselesaikan dengan baik,” katanya.

Lanjut Suharyanto, ada beberapa kemungkinan yang kita akan laksanakan, apakah di bangun kembali rumah terdampak dan apakah di relokasi rumah terdampak.

“Lokasi tersebut rawan banjir bandang kembali terjadi, dimana tempat ini pernah terjadi banjir bandang di tahun 1987 lalu, sehingga perlu dipikirkan kembali jika ingin di bangun kembali hunian disini,” imbuhnya. (Erwin/Nis)

 

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya