Aliansi Mahasiswa Peduli UNITRI Desak Pemotongan Biaya SPP 50%

05 March 2021 15:08
Aliansi Mahasiswa Peduli UNITRI Desak Pemotongan Biaya SPP 50%
Aliansi Mahasiswa Peduli Unitri unjuk rasa di Kampus Unitri Jalan Telaga Warna, Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. (Adhitya Wijaya/Trans89.com)
.

MALANG, TRANS89.COM – Puluhan mahasiswa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Universitas Tribhuwana Tungga Dewi (Unitri) unjuk rasa menuntut pemotongan biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).

Aksi dipimpin Evaldus Firman berlangsung di Kampus Unitri Jalan Telaga Warna, Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur (Jatim), Kamis (4/3/2021).

Massa aksi membawa spanduk dan poster bertuliskan, apa kabar kampus kerakyatan, berikan hak mahasiswa 1 tahun masa pandemi biaya tetap sama, turunkan biaya kampus, kami membutuhkan keadilan dan sifat transparansi atas kampus kami, turunkan biaya kampus tolak liberalisasi pendidikan.

Orasi Evaldus Firman mengatakan, pandemi adalah salah satu permasalahan mendasar yang bisa kita sampaikan dan sekian banyak permasalahan lain, termasuk sulitnya mencari uang sebagai penyambung kehidupan.

“Apalagi biaya pendidikan di saat pandemi seperti pemotongan biaya yang diberikan 20% sangatlah kecil, ditambah dengan persyaratan yang harus dibuat cukup rumit alias bertele-tele, apalagi disaat seperti ini ruang gerak kita terbatasi dengan protokol kesehatan (prokes),” kata Evaldus.

Menurut dia, keterbatasan akses informasi di kampus tercinta kita juga masih jauh dari harapan mahasiswa, padahal telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Keterbukaan Informasi Publik (KIP) nomor 14 tahun 2008.

“Seharusnya informasi mengenai transparansi keuangan dapat diakses oleh semua mahasiswa, namun rincian biaya sumbangan pengembangan pendidikan registrasi praktikum dan lain-lain tak kunjung kita ketahui,” tutur Evaldus.

Ia menyatakan, mahasiswa hanya diwajibkan membayar tempat atau rincian biaya keuangan ditambah sistem pembelajaran yang jauh dari harapan pendidikan yang sebenarnya, seperti kebijakan pelayanan yang terkesan selalu memainkan mahasiswa dengan segala peraturan yang berbelit-belit.

“Kami menuntut dan memohon Rektor Unitri Malang untuk melakukan pemotongan 50% biaya SPP tanpa persyaratan yang berbelit-belit, termasuk adanya transparansi dalam hal ini rincian biaya SPP, registrasi, praktikum dan bidikmisi. Menuntut pihak kampus agar memperbaiki sistem pelayanan yang lebih bijaksana, adil dan mengayomi,” ujar Evaldus.

Massa aksi ditemui pihak Rektorat dengan tanggapan, Unitri berupaya terkait pemotongan biaya sejak awal pada semester ganjil dan tetap berlanjut hingga hari ini pemotongannya akibat kondisi pandemi, maka kami sudah koordinasi dengan yayasan dan universitas pada semester ganjil untuk peroleh biaya 30% dan disepakati bersama mendapat subsidi 20%.

“Terhitung 2 Maret 2021, yang bayar SPP penuh dan sudah ajukan ke biro keuangan sejumlah 1.008 mahasiswa dan sudah terverifikasi layak mendapat 20% sejumlah 227 mahasiswa, dengan demikian kampus tidak berbelit-belit. Mahasiswa punya hak sampaikan aspirasi, namun diharapkan dapat melalui lembaga resmi mahasiswa yaitu DPM atau BEM,” pungkasnya. (Adhitya/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya