Hingga Minggu Malam, Tercatat 81 Orang Korban Meninggal Akibat Gempa Sulawesi Barat

18 January 2021 09:07
Hingga Minggu Malam, Tercatat 81 Orang Korban Meninggal Akibat Gempa Sulawesi Barat
Nampak reruntuhan gedung kantor Gubernur Sulawesi Barat pasca gempa dan hingga Minggu malam (17/1/2021) pukul 21.00 WIA, tercatat jumlah korban meninggal dunia 81 orang akibat gempa di Sulbar. (Dok. Dinas Kominfopers Sulawesi Barat)
.

MAMUJU, TRANS89.COM – Berdasarkan data hingga Minggu 17 Januari 2021 malam, pukul 21.00 WITA, Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,2 Sulawesi Barat (Sulbar) tercatat 81 orang.

Rincian korban gempa yang terjadi pada Jumat 15 Janurai 2021 pukul 02.28 WITA dini hari di Provinsi Sulbar, sebanyak 70 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju, dan 11 orang di Kabupaten Majane.

“BPBD Kabupaten Majene, Mamuju dan Polewali Mandar (Polman) terus lakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI/Polri, Basarnas, serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui keterangan tertulisnya, Minggu (17/1/2021) malam.

Menurut dia, Pusdalops BNPB juga memutakhirkan data kerugian materil di Kabupaten Majene, antara lain 1.150 unit rumah rusak yang masih dalam proses pendataan, serta 15 unit sekolah terdampak.

“Dalam upaya pemenuhan kebutuhan para pengungsi, BNPB juga telah menyalurkan bantuan logistik ke Kelurahan Malunda, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, berupa 140 dus mie instan dan 10 dus air mineral pada Minggu (17/1/2021),” tutur Raditya.

Ia menyebutkan, sebelumnya BNPB juga telah menyerahkan bantuan awal untuk operasional kebutuhan pokok penanganan gempa bumi Sulbarsebesar Rp4 miliar pada Sabtu (16/1/2021).

“Bantuan tersebut diserahkan sebesar Rp2 miliar untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar dan masing-masing Rp1 miliar untuk Kabupaten Mamuju dan Majene,” sebut Raditya.

Selain itu, kata Raditya, BNPB mendistribusikan delapan set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk.

“Termasuk 700 lembar selimut, lima unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu, dan 30 unit Genset 5KVA,” sambungnya.

Sementara Kepala BNPB, Doni Monardo berikan dukungan berupa alat test cepat antigen untuk memeriksa, dan menelusuri adanya penularan COVID-19 di lingkungan pengungsian.

“Nanti akan ada proses swab antigen, untuk kita menjamin para pengungsi tidak terpapar COVID-19,” kata Doni yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Minggu (17/1/2021).

Dirinya menyatakan, apabila terdapat warga pengungsi yang reaktif swab antigen, maka akan segera mendapatkan tindak lanjut dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

“Kami juga meminta penangananan pengungsian warga yang terdampak gempa bumi Sulbar agar memisahkan antara kelompok rentan dengan usia muda guna mencegah penularan, dan mengantisipasi adanya potensi risiko penyebaran COVID-19 di tempat pengungsian,” ujar Doni.

Pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, telah kembali terjadi gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,0 di Kabupaten Majene.

BMKG juga memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi. Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.

BNPB juga mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu.

Selain itu, bagi yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir, diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan. (Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya