Setelah Review, AWPF Lanjutkan Pemetaan Kebutuhan Spesifik Perempuan Komunitas di Bener Meriah

14 November 2020 04:04
Setelah Review, AWPF Lanjutkan Pemetaan Kebutuhan Spesifik Perempuan Komunitas di Bener Meriah
Setelah melakukan review dengan community organizer dan anggota kelompok di Kabupaten Bener Meriah dua minggu lalu, AWPF lanjutkan pemetaan kebutuhan spesifik perempuan dan penyusunan rencana tahunan komunitas perempuan khususnya di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. (Aljawahir/Trans89.com)
.

BENER MERIAH, TRANS89.COM – Setelah melakukan review dengan community organizer dan anggota kelompok di Kabupaten Bener Meriah dua minggu lalu, Aceh Women’s for Peace Foundation (AWPF) lanjutkan pemetaan kebutuhan spesifik perempuan dan penyusunan rencana tahunan komunitas perempuan khususnya di Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

Kegiatan pemetaan dilakukan AWPF ini diikuti oleh dua kelompok komunitas, yakni Dedingin Cilala dan Peteri Pitu yang didominasi dari Tingkeum dan Balee Atu dengan jumlah peserta berkisar 40 orang.

Direktur AWPF, Irma Sari mengatakan, pemetaan ini kita lakukan untuk pemberdayaan komunitas perempuan yang selama ini belum sepenuh haknya dipenuhi oleh para pihak pengambil kebijakan.

“Secara kasat mata, kita melihat kebutuhan perempuan ini sangat penting untuk dipenuhi demi terciptanya suasana damai dan penuh keadilan dalam kehidupan sehari-hari, kata Irma, Jumat (13/11/2020).

Menurut dia, kita ketahui bersama, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bener Meriah hari ini sangat jauh dari kata aman.

“Maka kita selaku perempuan harus mendata dan menyuarakan membela perempuan demi terciptanya situasi yang adil serta damai dalam kehidupan sosial mereka,” tutur Irma.

Ia menyatakan, pemetaan ini guna mewujudkan kelompok perempuan komunitas yang kuat, khususnya di daerah pasca konflik.

“Hal ini agar secara berkelanjutan mampu menciptakan dan menjaga kehidupan yang nir-kekerasan, sejahtera dan berkeadilan sebagai wujud inisiasi damai dari perempuan untuk semua,” ujar Irma yang juga aktivis perempuan Aceh ini.

Sementara Manajer Program AWPF, Syafrida berharap hasil yang ingin kita capai, adanya rumusan kebutuhan spesifik dan rencana tahunan perempuan di komunitas yang disampaikan kepada pemangku kepentingan di masing gampong (desa) dampingan program.

“Pemetaan ini kita inginkan adanya rumusan strategis perempuan komunitas dalam melindungi perempuan korban kekerasan di lingkungannya, serta adanya dukungan para pihak dan rencana tindak lanjut dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan oleh kelompok komunitas perempuan di masing-masing gampong,” ujar Syafridah yang akrab di sapa Kak Ida.

Kegiatan pemetaan kebutuhan spesifik perempuan yang di ikuti oleh kaum ibu-ibu dari kelompok komunitas binaan AWPF tampak juga mematuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan sebelum memasuki acara dan semuanya memakai masker demi tercegahnya penularan Covid-19 yang sedang marak terjadi saat ini.

Informasi yang di himpun oleh awak media, aturan ini sudah disampaikan dari AWPF sebelumnya, agar semua taat aturan pemerintah dan wajib mematuhi protokol Covid-19. (Alja/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya