Debat Publik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mateng, Hanya Tanya Jawab Antara Panelis Dengan Paslon

01 November 2020 00:10
Debat Publik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mateng, Hanya Tanya Jawab Antara Panelis Dengan Paslon
KPU Mateng tetap menyelenggaran debat publik pemilihan bupati dan wakil bupati Mateng walau hanya satu paslon di d'Maleo Hotel Jalan Yos Sudarso, Kabupaten Mamuju, Sulbar. (Damone/Trans89.com)
.

MAMUJU, TRANS89.COM – Salah satu tahapan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2020 yakni debat publik.

Namun di pilkada Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), pasangan calon (paslon) hanya satu dan akan melawan kotak kosong, dan pihak KPU Mateng tetap menyelenggaran debat publik pemilihan bupati dan wakil bupati Mateng di d’Maleo Hotel Jalan Yos Sudarso, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (31/10/2020).

Hadir diacara debat, Ketua KPU Mateng Nasrul Muhayyang, Ketua Bawaslu Mateng Elmansyah, para Komisioner KPU dan Bawaslu Mateng, Kapolres Mateng AKBP Muh Zakiy, Pasi Ops Dandim 1418 Mamuju Mayor Inf Bahtiar, paslon Aras Tammauni-Muh Amin Jasa.

Penyampaian visi misi Aras Tammauni-Muh Amin Jasa, mengatakan terwujudnya Mamuju Tengah maju dan sejahtera dalam bingkai Lalla Tassisara, melanjutkan pembangunan daerah sebagai daerah otonomi baru, memajukan bidang pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan serta peningkatan ekonomi masyarakat.

“Termasuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan pada sektor pertanian dengan memberikan bantuan berupa alat-alat pertanian dan pengadaan bibit bagi para petani,” katanya.

Dilanjutkan tanya jawab antara moderator dan paslon bupati dan bupati Mateng.

Pertanyaan dari panelis, bagaimana strategi bapak meningkatkan infrastruktur yang ada, sebab kita tahu Mateng sangat membutuhkan kualitas.

Tanggapan paslon mengatakan, kami selama 5 tahun memimpin itu sudah berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi, terkait dengan sektor pertanian, dimana kami telah berupaya untuk memberikan bantuan alat-alat pertanian yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik itu handtraktor dan bantuan bibit jagung, bibit kelapa sawit dan bantuan-bantuan lainnya.

“Berkaitan dengan sektor pertanian itu sudah kami lakukan, sehingga para petani kami merasa sangat terbantu dengan apa yang telah kami upayakan dan mereka dapat meningkatkan pendapatan mereka di sektor pertanian dengan bantuan-bantuan yang kita salurkan,” katanya.

Pertayaan dari panelis, terkait upaya memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kebangsaan, salah satu isu strategis yang bapak cantumkan di dalam dokumen visi misi yang dilaporkan kepada KPU adalah mengenai tingginya heterogenitas masyarakat yang ada di Mateng, ini kita tahu bahwa begitu banyak suku bangsa yang ada di Mateng, seperti Mandar, Jawa, Lombok, Bali, Toraja, Timor Timur, Bugis, Makassar dan banyak lagi yang lain, demikian juga halnya dengan agama, semua agama yang ada di Indonesia ini ada di Mateng, kalau kita lihat angka dalam profil laporan Mateng terakhir, agama Islam 80%, Kristen 10%, Katolik 3%, Hindu 4% selebihnya itu adalah Buddha Konghucu dan juga ada penganut aliran kepercayaan begitu pula variasi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Termasuk keberadaan heateritas yang tinggi ini, di satu sisi akan memberikan potensi pembangunan, tapi di sisi lain juga itu mengandung potensi konflik jika tidak dikelola dengan baik. Jadi bagaimana strategi dan program paslon untuk tetap menjaga keberagaman suku agama tersebut, sehingga tetap berdampingan secara damai dan sama-sama memberikan kontribusi untuk pembangunan Mateng.

Tanggapan paslon menyampaikan, strategi dan program mengantisipasi berkembangnya paham ideologi lainnya yang bertentangan dengan Pancasila dan keutuhan NKRI, satu, meminta seluruh jajaran masyarakat untuk bersatu padu melaksanakan baik tokoh masyarakat, agama dan pemerintah bersatu untuk melaksanakan suatu kekuatan koordinasi dengan baik, supaya paham-paham radikalisme ini yang masuk di daerah kita sebelum terjadi kita mengantisipasi, di Kabupaten Mateng Alhamdulillah semua itu bisa kita atasi selama 5 tahun ini.

“Kami selaku bupati yang terpilih nanti, Insya Allah apapun yang disampaikan tadi itu kami akan laksanakan sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku di negara Republik Indonesia ini untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi akibat sekor lintas yang ada, di mana ini yang pertama adalah pemerintah memberlakukan dan memandang mereka secara sama dan sekarang ada dari Jawa, ada dari Makassar semua sama,” paparnya.

Lanjut paslon menjelaskan, kemudian memberikan pelayanan yang sama, jika mereka ada urusan dengan pemerintahan termasuk untuk usaha atau mengembangkan ekonomi daerah, mereka sama memberikan perlindungan yang sama terhadap kelompok yang ada di masyarakat tanpa membedakan besar kecilnya kelompok tersebut.

“Apakah penduduk asli dan pendatang, semua dilindungi, inilah langkah kami, sehingga tidak ada gejala-gejala yang timbul di masyarakat yang ada, karena semua suku yang ada pada hakikatnya sama dalam membangun daerah yang kita cintai,” sambungnya.

Pertanyaan panelis, mengenai satu konsep yang membangun keutuhan masyarakat di Mateng membutuhkan upaya membumikan, supaya ini betul-betul bisa teraktualkan dalam kehidupan sehari-hari, juga bagaimana mewujudkan konsep antisipasi sara ini, sehingga betul-betul dirasakan keberadaannya oleh masyarakat.

Tanggapan paslon menyatakan, kita lakukan dalam rangka bagaimana menciptakan kondisi yang aman dengan berbagai ragam suku budaya agama yang ada di Mateng.

“Sehingga hal itu tercipta situasi yang kondusif di daerah, di samping itu kita telah membentuk suatu forum yang namanya forum kerukunan umat beragama adalah wadah yang melibatkan semua tokoh lintas agama untuk senantiasa bisa membicarakan apabila ada hal-hal sara,” imbuhnya. (Damone/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya