Peringati Tiga Tahun Aksi Kamisan Kaltim di Samarinda

08 August 2020 04:10
Peringati Tiga Tahun Aksi Kamisan Kaltim di Samarinda
Kelompok Aksi Kamisan Kaltim kembali menggelar aksi dengan tema, 'Tiga Tahun Aksi Kamisan Kaltim', di dermaga depan kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada, Kota Samarinda. (Mas Ole/Trans89.com)
.

SAMARINDA, TRANS89.COM – Kelompok Aksi Kamisan Kaltim kembali menggelar aksi dengan tema, ‘Tiga Tahun Aksi Kamisan Kaltim’, dipimpin Kahar Al Bahri di dermaga depan kantor Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Jalan Gajah Mada, Kota Samarinda, Kamis (6/8/2020).

Massa aksi membentangkan sepanduk bertuliskan, Aksi Kamisan Kaltim hapus tuntas impunitas, #reformasi #Dikorupsi, 22 tahun tumbangnya orde baru-reformasi di korupsi, menolak lupa, kembalikan teman kami.

Sementara payung hitam yang digelar bertuliskan, Aksi Kamisan Kaltim, hapus tuntas impunitas, dan jangan diam lawan.

Orasi Kahar Al Bahri menyampaikan, kami dari Aliansi Kamisan Kaltim kali ini dengan agenda dalam rangka memperingati hari tiga tahun perjalanan Aksi Kamisan Kaltim, dan diperingati pekan ini.

“Kami tak lelah mengabari dari aksi ke aksi, dari Kamis ketemu Kamis berikutnya, dan dari satu isu ke isu lainnya,” papar Kahar.

Ia mengungkapkan tentang genocida 65, tentang tragedi Semanggi dan Trisakti, tentang pembunuhan Munir, tentang pembunuhan Marsinah, tentang kasus penculikan dan penghilangan paksa 1998, tentang anak-anak korban lubang tambang, tentang rasisme terhadap bangsa Papua, tentang korupsi, KPK, dan Novel Baswedan, tentang banjir dan kerusakan lingkungan, tentang Wasior berdarah, dan tentang kejahatan kemanusiaan lainnya.

“Kami tidak pernah lupa dengan semuanya, dan ingatan tentang deretan panjang peristiwa kemanusiaan ini akan terus dijaga dengan baik,” ungkap Kahar.

Menurut dia, kami terus melawan lupa, meski hanya dengan bermodalkan semangat dan solidaritas. Dan tak bisa dipungkiri, kolektif gerakan ini kini menjadi ruang publik bagi banyak orang, menjadi tempat bagi anak-anak muda yang ingin belajar tentang hak asasi manusia (HAM).

“Selain itu, mereka belajar menyampaikan pendapat dengan kritis dan kreatif, belajar bersolidaritas walau tak saling mengenal, belajar berteguh hati dan kerelawanan dalam perjuangan. Tiga tahun kami menolak lupa dan merawat ingatan,” tutur Kahar. (Ole/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya