Pangdam Brawijaya dan Kapolda Jatim Silaturahmi di Majelis Dzikir Watta’lim Qulbun Salim

24 June 2020 15:41
Pangdam Brawijaya dan Kapolda Jatim Silaturahmi di Majelis Dzikir Watta’lim Qulbun Salim
Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Widodo Iriansyah dan Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran silaturahmi dengan tokoh Basra, Auma dan Autada yang tergabung dalam Majelis Dzikir Watta'lim Qulbun Salim di kediaman KH Ali Badri Sayini Jalan Gading, Jagir, Wonokromo, Kota Surabaya. (Awin D/Trans89.com)
.

SURABAYA, TRANS89.COM – Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Widodo Iriansyah dan Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol M Fadil Imran serta rombongan silaturahmi dengan tokoh Badan Silaturahmi Ulama Madura (Basra), Aliansi Ulama Madura (Auma) dan Aliansi Ulama Tapal Kuda (Autada) yang tergabung dalam Majelis Dzikir Watta’lim Qulbun Salim di kediaman KH Ali Badri Sayini Jalan Gading, Jagir, Wonokromo, Kota Surabaya, Senin (22/6/2020).

Ikut mendampingi rombongan Pangdam dan Kapolda, Danrem 084 Bhaskara Jaya Brigjend TNI Herman Hidayat Eko Atmojo, Wasintel Kasdam V Brawijaya Letkol Arm Saeful, Aster Kasdam V Brawijaya Kolonel Inf Singgih Pambudi, Kepndam V Brawijaya Kolonel Arm Imam Hariyadi, Dirintelkam Polda Jatim Kombes Slamet Hariyadi, Kabag Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, Kabaharkam Polda Jatim Kombes Tery.

Sambutan KH Ali Badri ucapkan salam dan dengan kemurnian hati serta kemuliaan hati para ulama hadir dalam acara dzikir bersama Pangdam dan Kapolda Jatim, dengan adanya silaturahmi dengan para ulama dan tokoh masyarakat akan menjadikan derap langkah untuk menjadikan barokah semua umat Jatim.

“Pertemuan hari ini bukan kebetulan, akan tetapi merupakan takdir dan nikmat Allah, karena dengan mendapat kesehatan dari Allah, karena Allah menciptakan manusia hanya untuk mengajak kebaikan dan menjauh kemungkaran,” ucap KH Ali.

Menurut dia, silaturahmi hari ini merupakan amanah, dengan kondisi saat ini jangan terprovokasi antara umaroh dan ulama, sebagai khalifah, tugas ulama dan umaroh berdoa bersama-sama dalam penegakan kebenaran.

“Jatim yang nyaman dengan kondisi saat ini menjadi barometer seluruh Indonesia. Semoga Allah SWT melindungi Jatim dan umumnya Indonesia. Mudah-mudahan Allah mengangkat bencana Covid-19 di Jatim dan di Indonesia secara umum,” tutur KH Ali.

Sekretaris Auma, KH Fadholi Ruham, mengatakan ada 3 Aliansi yang di sebut Badan Silaturahmi Ulama Madura (Basra), Aliansi Ulama Madura (Auma) dan Aliansi Ulama Tapal Kuda (Autada) dengan menegakan amar mahruf nahi mungkar, dengan acara silaturahmi ini dengan menyambung kasih sayang bersama Pangdam dan Kapolda.

“Dengan silaturahmi bersama para ulama, agar Jatim aman dalam pelaksanaan ibadah, mendapatkan barokah umur, kesehatan serta keluarga mendapatkan barokah, dan masyarakat Jatim dalam beribadah serta akitivitas mendapatkan ketenangan. Muda-mudahan silaturrahim ini berlanjut dalam bersinergitas dalam melindungi umat di Jatim agar tenteram dan damai,” kata KH Fadholi.

Perwakilan Autada, KH Tauhid Badri, menyampaikan memutus tali silaturahmi merupakan dosa yang sangat besar dan merupakan simbol jahiliyah, dan silaturahmi merupakan ibadah yang sangat di sukai Allah SWT dan dari silaturahmi ini Allah bisa mengangkat balak yang ada di Jatim dan di Indonesia.

“Dengan situasi yang saat ini dengan adanya Covid-19 di Jatim, maka jarang di lakukan silaturahmi, akan tetapi tidak akan menjauhkan kedekatan hati para ulama, justru dengan situasi saat covid-19 ini dengan jarang ketemu membuat semakin dekat hati para ulama.

Ia menyebutkan, dengan silaturahmi siang hari ini, jajaran Polda Jatim dan Kodam Brawijaya dengan para ulama Jatim sebagai penerus ajaran ulama ali sunnah waljamaah.

Para ulama harus melestarikan ajaran ali sunnah waljamaah demi menegakan amar makruf nahi mungkar,” sebut KH Tauhid.

Ketua Basra, KH Syafiq Rofi’i, mengatakan Jatim dari segi akademi ada 3 komponen dalam wadah ulama, semua mempunyai karakter masing-masing yang harus di pelajari.

“Pesan dari para ulama dan kyai, semoga Pangdam dan Kapolda sukses membawa Jatim dengan silaturahmi di cacat oleh oleh Allah SWT,” kata KH Syafiq.

Sambutan Pamgdam V Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iriansyah, menuturkan perkenanalan dengan KH Ali Badri sudah lama sejak mulai dari pangkat Kapten, berkat doa beliau bisa duduk menjadi Pangdam V Brawijaya.

“Pesan kepada para kyai untuk menjaga keamanan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena benteng terakhir Pancasila dari negara Indonesia ini,” tutur Pangdam Widodo.

Ia menyebutkan, pertemuan sore hari ini harus dengan nyaman dan sehat, sesuai petunjuk pemerintah melalui pakar kesehatan harus dengan melawan virus Covid-19.

“Kodam V Brawijaya dan Polda Jatim bersinergi dengan pemerintah daerah (Pemda) Jatim membentuk pondok pesantren (ponpes) tangguh dalam melawan virus Covid-19, karena sayangnya Kodam dan Polda dengan para ulama dan kyai,” sebut Widodo.

Dirinya mengemukakan, dengan cara penerapan protokol kesehatan di kalangan masyarakat dan para santri.

“Ini untuk mengatasi Covid-19 dengan cara menjaga jarak, pakai masker dan cuci, dengan hal ini merupakan hal yang tidak biasa, akan tetapi harus di hadapi dengan biasa dan harus di jalaninya,” ujar Widodo.

Kapolda Jatim, Irjen Pol M Fadil Imran, menjelaskan tujuan utama hari ini adalah silaturahmi dengan para ulama dan habaib, karena para ulama dan habaib dengan memberikan pesan yang baik dan akan cinta tanah air.

“Dengan silaturrahim ini dan duduk serta bicara semua permasalahan, bisa selesai. TNI/Polri merupakan benteng terakhir Pancasila. Untuk itu para ulama dan habaib jangan terprovokasi dengan berita yang belum benar,” kata Kapolda Fadil.

Dirinya menyampaikan, segala sesuatu harus di komunikasikan dengan baik, agar semua bisa di selesaikan, dan Polda Jatim bersama Kodam V Brawijaya harus mendapat dukungan ulama dan habaib dalam menegakkan amar maruf nahi mungkar.

“Dengan niat kebaikan dalam penegakan kebenaran harus ikhlas dalam kegiatan. Harapan dari Polri untuk kedepan, banyak lulusan dari ponpes yang ikut tes masuk polisi,” papar Fadil.

Lanjut Fadil, terkait dengan covid-19 di Jatim, harus segera di selesaikan dengan penerapan disiplin protokol kesehatan, karena sampai dengan saat ini belum ada obatnya, dan pesan kepada para ulama dan habaib kepada santrinya untuk penerapan protokol kesehatan.

“Terkait pengambilan paksa terhadap jenazah pasien covid-19, agar disiplin pemulasaran jenazah Covid-19 dan tidak timbulnya positif Covid-19 yang baru. Covid-19 tidak kelihatan dan mudah menjelaskan, percaya dan yakin kepada para ulama dan habaib dalam penerapan Covid-19 secara syariat Islam,” tambahnya. (Awin/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya