Dugaan Pelanggaran HAM Terhadap Umat Islam di India, KAR dan AWG Aksi Damai di Pontianak

15 March 2020 21:34
Dugaan Pelanggaran HAM Terhadap Umat Islam di India, KAR dan AWG Aksi Damai di Pontianak
Kelompok Al-Fatah Rescue (KAR) dan Aqso Warking Group (AWG) aski damai dmenyikapi dugaan pelanggaran HAM atas kekerasan terhadap umat Islam di India, berlangsung di Bundaran Tugu Diguslist, Kota Pontianak, Kalbar. (Indra Batra/Trans89.com)
.

PONTIANAK, TRANS89.COM – Kelompok Al-Fatah Rescue (KAR) dan Aqso Warking Group (AWG) aski damai diikuti sekitar 100 orang peserta untuk menyikapi dugaan pelanggaran HAM atas kekerasan terhadap umat Islam di India, berlangsung di Bundaran Tugu Diguslist, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat (13/3/2020).

Hadir di aksi tersebut, Ustad Supriono, Ustad Uray Helwan, Kepala Biro Aqso Working Group Kalba Ustad Seneng Sutyoso, Perwakilan Masyarakat Muslim Tayan Iskandar, Perwakilan Masyarakat Muslim Singkawang Abdul Malik, Perwakilan Masyarakat Muslim Mempawah Kamsari Abdullah, Perwakilan Masyarakat Muslim Kembayan Muclison, Perwakilan Masyarakat Muslim Sambas Abdus Syakur, Uray Salam, Ustad Nuruddin Al-Hafidz.

Massa aksi membawa spanduk bertuliskan, aksi damai umat Islam Kalbar peduli Muslim India, derita mereka adalah derita kita, berikan doa terbaik untuk mereka.

Orasi dan pernyataan sikap massa aksi Ustad Supriono mengatakan, Islam adalah agama yang memiliki misi kasih sayang bukan sekedar bagi para pemeluknya semata, namun bagi semesta raya Rahmatan Lil ‘Alamiin sebagaimana tersebut di dalam kitab suci Al Qur’an Surah Al Anbiya’ ayat 107.

“Dengan prinsip inilah umat Islam di Indonesia sebagai warga mayoritas selama ini berbuat adil dan melindungi warga Hindu yang minoritas serta senantiasa mengembangkan toleransi sesama umat beragama dan tidak memaksakan keyakinannya kepada pihak lain,” kata Supriono.

Dirinya menyerukan kepada pemerintah India untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi terhadap umat Muslim di India terutama dalam bentuk hukum kewarganegaraan dan memperlakukannya dengan hormat sama seperti warga negara India yang beragama Hindu atau lainnya.

‘Selama ini umat Muslim India telah terbukti menjadi negara yang patuh dan memiliki reputasi yang baik dalam berkontribusi kepada negara dan masyarakat India di berbagai bidang kehidupan,” ujar Supriono.

Seruan ini kata Supriono, tidak dimaksudkan untuk mencampuri urusan dalam negeri pemerintah India, namun prinsip yang dianut oleh kaum Muslimin di mana saja berada adalah persaudaraan dalam keimanan mengharuskan sesama Muslim saling menolong, membela dan melindungi.

“Hal ini merupakan pelaksanaan dari perintah kitab suci Al-Qur’an dalam surah Al-Hujurat ayat 10, bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah bersaudara,” kata Supriono.

Ia menjelaskan, kredibilitas dan kehormatan para pemimpin dan kepala pemerintahan India di mata dunia ditentukan oleh kemampuannya melindungi rakyat India dan memastikan setiap individu termasuk setiap Muslim di India terpenuhi hak-haknya sebagai warganegara yang setara tanpa diskriminasi.

“Apabila para pemimpin gagal hadir untuk melindungi rakyatnya, maka hal itu berarti sedang menuliskan aib yang memalukan dalam sejarah bangsa India,” jelas Supriono. (Indra/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya