Terkait Virus Corona, HMI Minta Mendag Awasi Penjualan Masker
JAKARTA, TRANS89.COM – Saat ini virus corona yang menyerang Indonesia membuat masyarakat panik.
Banyak masyarakat berbondong-bondong membeli masker untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut.
Akibatnya, harga masker di pasaran yang tiba-tiba melonjak drastis.
Terkait hal itu, Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI), Akmal Fahmi imbau kepada Menterian Perdagangan (Mendag) RI, Agus Suparmanto, agar supaya mengawasi harga penjualan masker di pasaran yang tiba-tiba melonjak drastis ditengah maraknya isu corona (covid-19) mulai menyerang Indonesia.
“Mengingat kondisi Indonesia saat ini sedang dalam warning terhadap serangan wabah virus corona seperti beberapa hari terakhir diumumkan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) bahwa telah ada temuan dua warga Indonesia yang terinfeksi virus corona atau covid-19,” kata Akmal di Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Dirinya menyesalkan disaat dalam kondisi seperti ini, nantinya akan ada sebagian pihak memanfaatkan momentum untuk mengambil keuntungan yang tidak sewajarnya dengan indikasi dugaan pemborongan pembelian masker dan terjadi pelonjakan harga penjualan yang tidak masuk akal dipasaran.
“Tak hanya itu, saya juga mewanti-wanti kedepan tak menuntup kemungkinan terindikasi dugaan pengendapan masker, sehingga barang menjadi langka dan kemudian harga melonjak tinggi, sehingga berimbas kepada rakyat kecil menengah ke bawah yang tak mampu membeli makser,” ujar Akmal.
Ia menjelaskan, jika pemerintah abai, maka kita khawatir ditengah kondisi bencana seperti ini malah terjadinya praktek yang jauh dari sisi kemanusiaan.
“Kalau perlu pemerintah juga menyediakan pembagian masker gratis di beberapa titik untuk memberikan rasa perlindungan dan keamanan bagi warga Negera. Sebab serangan wabah virus corona ini bagian dari bencana kemanusiaan,” jelas Akmal.
Dirinya berharap, harus ada tindakan serius dari pemerintah dengan melakukan pemeriksaan secara intensif menggunakan alat pendeteksi yang memadai.
“Terutama dikawasan keluar masuknya para wisatawan, baik WNI itu sendiri dan WNA yang baru dari luar negeri seperti bandara, pelabuhan dan lain sebagainya, supaya bagi siapa saja yang terinfeksi akan mudah dideteksi dengan cepat dan baik,” demikian Akmal. (Alja/Nis)