Kunjungan Panglima AD Kerajaan Thailand Disambut Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa di Makodam IM

16 January 2020 00:20
Kunjungan Panglima AD Kerajaan Thailand Disambut Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa di Makodam IM
Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa didampingi Pangdam IM Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko menerima kunjungan Panglima Angkatan Darat Kerajaan Thailand General Apirat Kongsompong beserta rombongan di Makodam IM, Jalan Ahmad Yani, Banda Aceh. (Pendam Iskandar Muda)
.

BANDA ACEH, TRANS89.COM – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Andika Perkasa didampingi Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko, Aspam Kasad Mayjen TNI Widodo Iryansyah, Asops Kasad Mayjen TNI Fachruddin, dan Kadispenad Brigjen TNI Candra Wijaya serta pejabat Kodam IM lainnya, menerima kunjungan Panglima Angkatan Darat Kerajaan Thailand (Panglima Royal Thailand Army/RTA) General Apirat Kongsompong beserta rombongan di Makodam IM, Jalan Ahmad Yani, Banda Aceh, Selasa (14/1/2020).

 

Melalui pres rilis Pendam IM diterima Redaksi, kunjungan Panglima RTA, General Apirat Kongsompong beserta rombongan dalam rangka penandatanganan 4th implementing arrangement (pengaturan implementasi) sebagai kelanjutan kerjasama antara TNI AD dengan Angkatan Darat Kerajaan Thailand, periode 2020-2023 oleh Kasad bersama Panglima RTA.

Kunjungan Panglima RTA yang menggunakan penerbangan Militer Thailand, General Apirat Kongsompong didampingi Kepala Staf RTA General Teerawat Boonyawat, Danjen 4th Army Area RTA Letjen Pomsak Poolsawat, Danjen Kopassus RTA Letjen Phumipa Chansawang, Dirjen Direktorat Intelijen RTA Letjen Chairat Changkaew serta para pejabat RTA lainnya.

Kunjungan Panglima RTA, General Apirat Kongsompong dalam rangka membahas kelanjutan kerjasama antara TNI AD dengan Angkatan Darat Kerajaan Thailand yang ke-4 kalinya mulai dari tahun 2008, 2010, 2018 dan sekarang tahun 2020.

Pada kesempatan itu, Pangdam IM Mayjen TNI Teguh Arief Indratmoko memaparkan proses perdamaian konflik Aceh yang berlangsung lebih kurang 30 tahun, dari tahun 1976 hingga tahun 2005.

Pada acara testimoni, Wali Nanggroe mewakili rakyat Aceh menyampaikan pada sambutannya, konflik Aceh berakhir melalui meja perundingan pada 15 Agustus 2005 yang dinegosiasikan oleh Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari di Kota Helsinki.

“Oleh pemerintah Indonesia, Aceh diberi otonomi yang luas, termasuk hak politik lokal, pengendaliaan pendapatan dari sumber daya alam (SDM),” kata Wali Naggroe Aceh.

Menurutnya, yang terjadi di Aceh sekarang, merupakan langkah luar biasa yang dijadikan contoh oleh komunitas internasional dalam menyelesaikan masalah internal, seperti Negara Colombia, Afganistan, Filipina dan Myanmar.

“Pengalaman proses perdamaian Aceh dapat diterapkan dalam menyelesaikan konflik di Thailand Selatan,” sebt Wali Naggroe.

Pada acara ramah tama turut hadir Wakapolda Aceh, Ketua Pengadilan Tinggi Aceh, ketua DPRA, Kajati Aceh, Kasdam IM, Para Pejabat Utama Kodam IM dan para Mantan Kombatan. (Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya