Sebahagian Wilayah Pekkabata Pinrang Langganan Banjir Bila Musim Hujan Tiba, Syafrudin Ingatkan Warga Tidak Buang Sampah di Sungai

22 November 2019 14:39
Sebahagian Wilayah Pekkabata Pinrang Langganan Banjir Bila Musim Hujan Tiba, Syafrudin Ingatkan Warga Tidak Buang Sampah di Sungai
Lurah Pekkabata, Syafruddin di dampingi Babinsa serta Kepala Lingkungan Ridwan Madda ingatkan warga agar tidak membuang sampah lagi di saluran sungai pasar Pekkabata, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulsel, dengan memasang baliho. (Adam Patonangi/Trans89.com)
.

PINRANG, TRANS89.COM – Setiap musim hujan tiba, sebahagian wilayah di Kelurahan Pekkabata khususnya di Jalan Andi Cambo (RK III) tergenang banjir. Hal itu disebabkan tersumbatnya aliran air sungai akibat berbagai macam jenis sampah.

Lurah Pekkabata, Syafruddin di dampingi Babinsa serta Kepala Lingkungan, Ridwan Madda ingatkan warga agar tidak membuang sampah lagi di saluran sungai pasar Pekkabata, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (21/11/2019).

Salah satu tindakan yang dilakukan pihak pemerintah Kelurahan Pekkabata dengan memasang baliho yang tertulis di larang buang sampah di area ini.

“Sampah ini menumpuk di karenakan kurangnya kesadaran masyarakat yang telah membuang sampah di saluran sungai,” ungkap Syafruddin.

Syafruddin mengatakan, inilah salah satu yang mengakibatkan banjir karena tersumbatnya saluran sungai di area pasar.

“Saya juga berharap kepada instansi terkait bagaimana solusi dan tindakan agar sampah yang sudah menumpuk di saluran sungai bisa diangkut secepatnya, karena sampah sudah mengeluarkan bau busuk,” katanya.

Sementara itu, salah seorang warga Pekkabata, Enis menyebutkan, selain banyaknya sampah di aliran sungai, juga terjadinya penyempitan dan pendangkalan sungai yang melintasi perkampungan (Pekkabata).

“Bagaimana tidak banjir setiap musim hujan tiba, sepanjang bantaran sungai telah berdiri bangunan permanen dan sungai juga telah dangkal,” sebutnya.

Enis menyampaikan, lihat saja, sungai yang dulunya lebar kini dibangun secara permanen tetapi telah terjadi penyempitan, sehingga dengan sendirinya debit air yang seharusnya mengalir di sungai itu, debit airnya berkurang dan akhirnya air hujan di wilayah RK III atau Jalan Andi Cambo meluap ke perkampungan warga.

“Kan itu sungai dulu lebar, tetapi sekarang sempit setelah dibangun permanen dan di sepanjang bantaran sungai banyak banguna berdiri. Jadi ini yang seharusnya dipikirkan oleh pihak pemerintah untuk duduk bersama bagaimana mencarikan solusi,” paparnya. (Adam/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya