Aliansi Mahasiswa Bersama dan Tokoh Ulama Banua Kalsel Unjuk Rasa di DPRD Provinsi

09 November 2019 12:17
Aliansi Mahasiswa Bersama dan Tokoh Ulama Banua Kalsel Unjuk Rasa di DPRD Provinsi
Aksi damai Aliansi Mahasiswa Bersama dan Tokoh Ulama Banua Kalsel untuk bela ulama dan aktivis mahasiswa serta bendera Tauhid, di Kantor DPRD Provinsi Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat, Kelurahan Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tenggah, Kota Banjarmasin. (Ari Bagas Yusuf/Trans89.com)
.

BANJARMASIN, TRANS89.COM – Aksi damai Aliansi Mahasiswa Bersama dan Tokoh Ulama Banua Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk bela ulama dan aktivis mahasiswa serta bendera Tauhid, diikuti sekitar 50 orang peserta aksi dipimpin Faidi Rijani di Kantor DPRD Provinsi Kalsel, Jalan Lambung Mangkurat, Kelurahan Antasan Besar, Kecamatan Banjarmasin Tenggah, Kota Banjarmasin, Jumat (8/11/2019).

Massa aksi membawa spanduk dan poster bertuliskan, stop kriminalisasi Ulama, menghinakan Ulama sama dengan menghinakan Islam, memuliakan Ulama sama dengan memuliakan Islam, bendera Tauhid adalah bendera umat Islam.

Orasi Ustad Habibi Mansur mengatakan, kami disini menyampaikan aspirasi untuk pembelaan kepada Ulama dan yang harus kita lakukan adalah menghormati dan mendengarkan apa perintah Ulama dan jangan sampai kita memberikan lebel radikal pada para uUlama.

“Bentuk kecintan kita kepada Rasullulah yaitu dengan menjalankan ajaran-ajaranya bukan dengan mengkriminalisasi para Ulama yang mengajarkan dan menyebarkan dakwah,” kata Ustad Habibi Mansur.

Muhammad Junaidi menuturkan, pemuda hari ini dan pemuda masa lalu sama-sama mempunyai potensi untuk menyampaikan aspirasi rakyat dan pemuda saat ini adalah investasi masa depan untuk perubahan yang lebih baik.

“Kami sebagai mahasiswa jangan di bungkam, jangan di takut-takuti dalam menyampaikan aspirasi, karena semua ini keseimbangan untuk memperbaiki negara ini dan tidak mungkin pemuda-pemuda Indonesia menghancurkan bangsanya sendiri,” tutur Junaidi.

Pimpinan Majelis Taklim At-taubah, Muhammad Taufik menyebutkan, kita menyampaikan pembelaan kita terhadap Ulama yang mana Ulama banyak yang di katakan radikalisme.

“Kenapa tanda-tanda Nabi selalu di bilang itu zimat dan selainnya. Saya bingung, kenapa bendera Nabi Muhammad SAW di benci oleh orang saat ini, sekarang bendera Tauhid di bilang radikalisme padahal bendera Tauhid akan kita bawa nanti di akhir zaman,” sebut Taufik.

Selesai menyampikan orasi dilanjutkan pembacan doa yang di pimpin oleh Ustad Abdul Hafis. (Ari/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya