Pasca Insiden di Jatim dan Papua, UKSW Salatiga Gelar Pengarahan Terhadap 500 Mahasiswa Asal Papua

21 August 2019 01:53
Pasca Insiden di Jatim dan Papua, UKSW Salatiga Gelar Pengarahan Terhadap 500 Mahasiswa Asal Papua
Pengarahan kepara mahasiswa asal Papua oleh PR III UKSW, Andeka Rocky Tanaamah terkait kondisi perkembangan kejadian di beberapa wilayah Indonesia menyangkut demo di Papua maupun di wilayah Jatim, berlangsung di Balairung Kampus UKSW Kota Salatiga, Jateng. (Muhammad Husni Thamrin/Trans89.com)
.

SALATIGA, TRANS89.COM – bertempat di Balairung Kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), berlangsung pengarahan kepara mahasiswa asal Papua oleh Pembantu Rektor (PR) III UKSW, Andeka Rocky Tanaamah terkait kondisi perkembangan kejadian di beberapa wilayah Indonesia menyangkut demo di Papua maupun di wilayah Jawa Timur (Jatim), dihadiri sekitar 500 orang, Selasa (20/8/2019).

Hadir dikegiatan tersebut, PR I UKSW Iwan Setyawan, PR II UKSW Sri Sulandjari, PR III UKSW Andeka Rocky Tanaamah, Dosen UKSW sekaligus senior mahasiswa Papua Melkior Sitokdana dan para mahasiswa asal Papua sekitar 500 orang.

PR III UKSW, Andeka Rocky Tanaamah mengatakan, tujuanan awal belajar datang ke Salatiga dan UKSW adalah untuk belajar dan membangun UKSW melalui peserta didik, dimana UKSW akan senantiasa memberikan prasaan yang nyaman bagi seluruh mahasiswa, terutama bagi mahasiswa dari Papua.

“Agar mahasiswa dari Papua yang saat ini kuliah di UKSW tidak mudah terprovokasi oleh berita yang tidak jelas sumbernya, sehingga mengambil langkah-langkah yang kurang baik. Apa yang terjadi di Papua maupun di Jatim terutama Kota Surabaya dan Malang, kami juga ikut prihatin, tetapi kita serahkan semua penanganannya kepada pemerintah, agar kita jangan mudah percaya dengan isu yang keluar media sosial (medsos) hoaks, karena hal tersebut dapat memecah belah persatuan kita, ini harus diperhatikan,” kata Andeka.

Mahasiswa Papua mantan Ketua HIMPPAR, Herry Gabriel Wenda menyampaikan, terkait situasi yang berkembang saat ini di Papua lebih penting penanganannya, karena apabila tidak segera diselesaikan aka menjadi lebih parah.

“Terimakasih kepada UKSW yang selama ini memperhatikan kami mahasiswa dari Papua. Isu saat ini yang terjadi adalah rasisme terhadap warga Papua, sehingga kami meminta melalui permohonan maaf kepad warga papua di UKSW,” papar Herry.

Mahasiswa Papua, Della menuturkan, agar segera menangkap pelaku rasisme dan meminta agar Undang-Undang (UU) rasis dikaji ulang.

“Hal itu supaya rasa keutuhan bisa terjaga. Maka kami mahsiswa Papua membuka demokrasi dengan mengharapkan kepada Kampus UKSW menyikapi kejadian di Papua dengan membuka diskusi bersama,” tutur Della. (Husni/Nis)

Trans89.com adalah media online yang
menyajikan berita terbaru dan populer, baik hukum, kriminal, peristiwa, politik, bisnis, entertainment, event serta berita lainnya